Selasa, 01 Juni 2010

Presiden OANA Kutuk Serangan Brutal Israel

Presiden OANA Dr Ahmad Mukhlis Yusuf secara tegas mengutuk serangan brutal yang dilakukan Israel terhadap kapal pengangkut bantuan kemanusiaan dan juga meminta solidaritas anggota OANA untuk mendesak PBB mengambil aksi menentang tindakan negara Zionis itu.

"PBB harus melakukan tugasnya dengan menekan Israel untuk mencatat tindakan penyerangan kapal MV Mavi Marmara itu, yang membunuh 16 pekerja relawan dan melukai puluhan lainnya, dan atas alasan itu, OANA menyerukan suatu aksi keras menentang Israel," kata Mukhlis Yusuf, di Jakarta, Selasa.

Selain itu, Presiden OANA dengan tegas meminta Israel untuk menyelamatkan sejumlah wartawan yang ada di kapal itu dan segera membuat suatu pengumuman mengenai kondisinya, seperti halnya sejumlah relawan yang dilaporkan kehilangan kontak dengan kantornya dan saudara di masing-masing negara.

Sampai kini nasib sejumlah relawan asal Indonesia masih belum diketahui.

Nasib para relawan Indonesia di Kapal Mavi Marmara masih belum diketahui dan tidak ada informasi mengenai kondisinya menyusul adanya serangan yang dilakukan Israel.

Salah satu ormas Islam terbesar Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), juga mengutuk serangan yang dilakukan tentara Israel pada Senin pagi itu.

Ketua Umum NU Said Aqil Siraj mengatakan apapun alasannya, tindakan Israel itu tidak dapat dibenarkan dan telah melukai upaya perdamaian yang diupayakan sejumlah pihak di dunia.

"PBNU sejak awal tidak menginginkan tindakan kekerasan dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Ini pastinya merusak upaya perdamaian," kata Said Aqil.

Oleh karena itu, PBNU menyatakan tindakan Israel kali ini tidak bisa didiamkan.

Dia mengatakan PBNU mendukung upaya pemerintah Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar untuk ambil bagian dalam mengatasi menyelesaikan tragedi itu.

Apalagi, sebanyak 12 warga negara Indonesia yang turut dalam rombongan misi kemanusiaan itu hingga kini belum bisa dipastikan nasibnya.

"Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar kita mendukung pemerintah Indonesia untuk ikut mengupayakan perdamaian di jalur Gaza," kata Said Aqil.

Sebagai ormas Islam, ujarnya, NU juga telah melakukan upaya-upaya agar cita-cita Palestina merdeka bisa terwujud.

Mavi Marmara yang ditumpangi 700 relawan dari berbagai negara merupakan salah satu dari enam kapal "Freedom Flotilla" atau armada kebebasan yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © BeEp Stu | Theme by BloggerThemes & simplywp | Sponsored by BB Blogging